Selasa, 12 April 2016

I don't know the reason why I like badminton very much!!!!! Just like, I enjoy a cup of tea without sugar if I didn't watch it. it is become a habit.



Masa Depan Bulutangkis Indonesia!!!!

Berbicara tentang bulutangkis Indonesia. Di tahun 2015, pemain Indonesia tidak terlalu banyak menunjukkan prestasi gemilang justru mengalami penurunan dari 2 tahun yang lalu jika 2 tahun lalu Indonesia masih bisa menjuarai beberapa gelar turnamen super series/super series premier tapi di tahun ini justru mengalami penurunan. Pemain yang selalu menjadi tumpuan Indonesia dalam membidik gelar seperti Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir sudah mulai kehabisan akal dan tenaga dalam menghadapi pemain top dunia yang seakan-akan tak ada matinya. Regenerasi pemain juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pelapis yang telah dipersiapkan untuk menggantikan para pemain senior nampaknya belum bisa berbicara banyak jika diberikan kesempatan untuk bermain di level super series. Pemain muda tersebut masih membutuhkan pengalaman yang cukup untuk naik level, ada baiknya jika mereka di berikan jatah untuk main di level grand prix/grand prix gold dahulu, meskipun ada beberapa pemain junior yang sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, mereka mulai mengikuti turnamen level super series melalui babak kualifikasi dan tidak jarang di antara pemain junior tersebut ada yang sampai ke babak perdelapan final bahkan sampai semi final. Tak bisa dipungkiri pemain yang bermain dilevel tersebut adalah pemain-pemain terbaik dunia dan kadang kala pemain junior tersebut memberikan kejutan dengan mengalahkan beberapa unggulan.
Menarik ketika membicarakan tentang pemain muda atau regenerasi bulutagkis Indonesia. Yang pertama, sektor yang selalu menjadi tumpuan Indonesia yaitu Ganda Campuran, di sektor ini pelatih sudah memiliki beberapa pasang pemain yang sudah dipersiapkan untuk menggantikan peran penting Owi/Butet (sapaan Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir) ada nama-nama seperti Praven Jordan/ Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria, Alfian/Annisa, Melati/Ronald Alexander dan masih banyak lagi. Yang paling mengalami progres baik adalah pasangan Praven/Debby permainan keduanya semakin matang, begitu juga dengan Edi/Gloria yang sudah bisa menjuarai level grand prix gold dan sudah mulai ikut dibeberapa turnamen super series sedangkan Alfian/Annisa dan Melati/Alexander masih harus terus berlatih di level Grand Prix/Grand Prix Gold. Selanjutnya di sektor ganda putri, pasangan yang paling memiliki progres baik adalah Nitya Krishinda Maheswari/ Greysia Polii. Pasangan ini sebenarnya sudah memiliki level yang setara dengan pemain elit dunia baik itu dari Korea, Jepang, bahkan China. Buktinya Greysia dan Nitya sudah pernah mengalahkan "monster-monster" tersebut. Sedangkan regenerasi di sekotor ini masih belum terlalu memperlihatkan grafik yang signifikan, ada beberapa nama yang mulai dipersiapkan PBSI seperti pasangan bau Richi Puspita Dili/Risky Amalia Pradipta. Juga pasangan-pasangan lama seperti Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri dan Gabby Ristiani Imawan/Tiara Rosalia Nuraida.  Sektor Ganda putra memiliki peluang yang cukup terbuka dalam regenerasi pemain mudanya, karena pelapis dari Ahsan/Hendra sudah memperlihatkan kematangannya seperti Angga Pratana/Ricky Karanda Suwardi maupun Kevin Sanjaya Sukamulyo/Gideon Marcus Fernaldi yang selalu memberikan kejutan setiap kali mengikuti turnamen tapi tetap saja masih perlu latihan sehingga permainan keduanya jadi lebih matang. Selanjutnya sektor yang paling sepi dari gelar, yaitu tunggal putri, tunggal putri senior seperti Lindaweni Fanetri, Maria Febe Kusumastuti, Bellaetrix Manuputty kini sudah semakin tertinggal dari tunggal putri top dunia. Mereka sudah tidak bisa berbicara banyak lagi. Linda yang hampir selalu mentok di babab awal, Febe yang selalu memberikan harapan walau pada akhirnya kandas juga, dan Bella yang sebenarnya punya kemampuan yang lebih dari linda dan febe justru mengalami cidera yang membuatnya harus istirahat dan absen di beberapa turnamen terakhir.juga ada nama seperti Ardianti Firdasari yang selalu ikut ambil bagian dibeberapa turnamen walaupun belum bisa membrikan hasil yang maksimal. Yang terakhir sektor tunggal putra yang paling digadang-gadang  memiliki regenerasi yang paling baik di banding sektor lain. Muncul nama-nama seperti Antony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik dan masih banyak lagi pemain junior tunggal putra yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mengapa? Karena disetiap turnamen yang mereka ikuti selalu saja ada kejutan yang diberikan seperti mengalahkan para unggulan yang notabennya adalah pemain elit dunia. Yang baru-baru ini Antony Sinisuka Ginting sampai di babak semifinal Super Series dan untuk sampai di semifinal pertamanya di level Super Series Ginting memulangkan beberapa pemain top dunia salah satunya Kento Momota dari Jepang yang juga merupakan pemain junior tetapi lebih dulu telah naik ke level Super Series/Super Series Premier dan telah meraih beberapa title juara. Pemain senior seperti Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Sony Dwi Kuncoro maupun Simon Santoso masih tetap mengikuti turnamen tetapi mereka seakan hanya menjadi penghias draw.
Regenerasi sangat diperlukan untuk kemajuan bulutangkis Indonesia agar tidak pernah habis bibit-bibit yang bisa menjadikan Indonesia tetap exis di kanca bulutangkis dunia. 3-4 tahun mendatang setidaknya para junior yang telah dipersiapkan untuk menggantikan posisi senior mereka sudah bisa berbicara banyak dan memberikan kemampuannya secara maksimal.(SriRismaYuliana).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar