Minggu, 17 April 2016
Sony Dwi Kuncoro menang rubber lawan Son Wan Ho (Korea) dan membuktikan kalau kalau dirinya belum habis.
Partai puncak Singapore SS yang berlangsung hari ini 17 April 2016, mempertemukan pemain senior asal Indonesia Sony Dwi Kuncoro melawan Son Wan Ho asal korea. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Sony dengan skor 21-16 13-21 21-14. Perjalanan panjang bagi Sony karena harus memulai dari babak kualifikasi, untuk sampai pada partai puncak. Kemarin (semi final) Sony mengalahkan pemain legendaris dari China yaitu Lin Dan dengan skor 21-10 17-21 22-20.
Perjalanan panjang Sony menuju kemenangannya ini tak lepas dari peran sang istri yang sekaligus menjadi pelatih dan manajernya. Dengan bermodalkan kocek sendiri Sony dan istrinya datang ke berbagai turnamen dengan semangat yang tinggi juga untuk mengharumkan nama Indonesia.
Dari perjuangan Sony dapat dijadikan motivasi untuk para penghuni pelatnas agar lebih bersemangat dalam mengikuti setiap turnamen dan bisa membawa pulang gelar-gelar yang telah di targetkan kepada masing-masing individu. Sony juga membuktikan kepada seluruh penikmat bulutangkis di Indonesia kalau dirinya yang sudah tak muda lagi masih bisa bersaing di kancah bulutangkis dunia dan mampu meraih gelar juara. Congaratulation om Sony semoga bisa menjadi panutan buat junior di Pelatnas.
Kamis, 14 April 2016
Trend Positif 3 turnamen
level SS dan SSP
Memasuki
turnamen ke-4 level super series, para punggawa-punggawa bulutangkis Indonesia
sampai kini masih menunjukkan progres yang baik, mengapa? Karena 3 turnamen sebelumnya
yang juga bertajuk super series bahkan super series premier, para pemain
Indonesia selalu mengkontribusikan gelarnya setidaknya satu gelar setiap
turnamennya. Sebut saja yang baru-baru ini masih hangat diperbincangkan di
media massa bahkan sampai wara-wiri di layar kaca, iya adalah sang juara ganda
campuran All England 2016 yaitu Parveen Jordan dan Debby Susanto, perjalanan
mereka meraih juara bisa dikatakan tidak mudah, mereka harus mengalah beberapa
pemain top dunia seperti Joachim Fischer Nilsen dan Christina Pedersen
(Denmark), dan beberapa pemain top lainnya.
Bahkan
di turnamen lainnya yang juga berlevel super series yaitu Yonex Sunrise India
Open SS 2016 terjadi all Indonesian final di sektor ganda putra, adalah Gideon
Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamulyo yang berhasil sampai ke partai puncak
dengan mengalahkan beberapa unggulan, dan pemain Indonesia lainnya di final
adalah Angga Pratama/Ricky Karanda Suardi, pertandingan ini berjalan seru serta
penuh dengan trik dan keterampilan setiap pemain, namun pada akhirnya sang
juniorlah yang bisa lebih unggul dan menjuarai turnamen tersebut dan lebih
membanggakan lagi gelar juara ini menjadi gelar kedua Kevin/Gideon di tahun ini
setelah awal tahun ini mereka juga meraih podium tertinggi Men Double di
turnamen Malaysia GPG. Sebenarnya Indonesia bisa menambang raihan gelar di
turnamen India SS 2016 ini namun pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili harus
mengakui keunggulan pemain China yaitu Lu Kai/Huang Yaqiong di partai puncak,
namun hal tersebut bisa dijadikan motivasi untuk bisa lebih baik lagi bagi Duo
R (sapaan Riky/Richi) setelah tahun kemarin hampir di pisahkan.
Dan turnamen yang baru-baru
ini di juarai oleh Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yaitu di Malaysia SSP 2016,
menjadi gelar pertama mereka di tahun ini setelah absen di beberapa
pertandingan sebelumnya, gelar ini telah lama dinantikan oleh para pecinta
bulutangkis karena sudah lama Owi/Butet tidak mempersembahkan gelar untuk
Indonesia.
Dan
di turnamen ke 4 level SS yang dilangsung kan di Singapura, Team Indonesia
mengirimkan kekuatan penuh, pemain-pemain andalan Indonesia sperti Tontowi
Ahmad/Lilyana Natsir dan Praveen/Debby di ganda campuran, Ahsan/Hendra,
Berry/Ricky, Kevin/Gideon di ganda putra dan juga ada Greysia/Nitya di ganda
putri. Sedangkan untuk sektor Tunggal putra dan putri Indonesia juga tetap
mengirimkan wakil-wakilnya, ada nama-nama seperti Jonatan Christie, Ihsan
Maulana Mustofa, Antony Ginting dan juga ada nama senior seperti Tommy Sugiarto
dan Sonny Dwi Kuncoro, dan untuk tunggal putri masih dengan Lindaweni Fanetri
dan Maria Febe.
Untuk
semuanya, semoga bisa menampilkan yang terbaik di turnamen tersebut, dan bisa
membawa pulang gelar ke tanah air. Setidaknya untuk tetap melanjutkan trend
positif, membawa setidaknya 1 gelar di setiap turnamen level super series
ataupun super series premier. Good luck!!!
Selasa, 12 April 2016
Tulisan 5 Tahun lalu!!
(4 Januari 2011 , Spend4)
Ditengah-tengah keterpurukan
sepak bola indonesia Alfred Riedl seakan datang membawa cahaya terang untuk
membuat prestasi.. Para suporter indonesia yang sudah haus akan kemenangan
mendukung sepenuhnya Alfred Riedl dalam melatih timnas.. Dalam setiap
pertangdingan rata-rata Alfred menerapkan formasi 4-4-2 dengan kedisiplinan yg
tinggi... Di posisi penjaga gawang ada Markus Horison yang tangguh menjaga
jalanya agar tidak kebobolan... Diposisi sentral beck ada Maman Abdulrahman &
Hamka Hamza yang selalu menjadi tembok pertahanan untuk menggagalkan serangan
dari lawan... Diposisi beck kiri dan kanan ada Zulkifli Syukur & M.Nasuha
yang membantu sentral beck untuk menggagal kan peluang dari lawan...
Selanjutnya diposisi sayap ada Oktovianus Maniani & M.Ridwan yang bertugas
untuk melesatkan serangan dan membuat peluang bagi striker... Berikutnya
diposisi gelandang ada Ahmad Bostomi & Firman Utina yang sangat berperan
penting dalam setiap pertandingan karena Firman sebagai penagatur serangan,
jendral lapangan tengah.. Sekaligus menjadi kapten timnas.. Dan terakhir
diposisi striker ada Christian Gonzalez & Irfan Bachdim yang menjadi pusat serangan dan menjadi penentu kemenangan
Indonesia..
I don't know the reason why I like badminton very much!!!!! Just like, I enjoy a cup of tea without sugar if I didn't watch it. it is become a habit.
Masa Depan Bulutangkis Indonesia!!!!
Berbicara tentang bulutangkis Indonesia. Di tahun 2015, pemain Indonesia
tidak terlalu banyak menunjukkan prestasi gemilang justru mengalami penurunan
dari 2 tahun yang lalu jika 2 tahun lalu Indonesia masih bisa menjuarai
beberapa gelar turnamen super series/super series premier tapi di tahun ini
justru mengalami penurunan. Pemain yang selalu menjadi tumpuan Indonesia dalam
membidik gelar seperti Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana
Natsir sudah mulai kehabisan akal dan tenaga dalam menghadapi pemain top dunia
yang seakan-akan tak ada matinya. Regenerasi pemain juga sangat dibutuhkan
dalam hal ini. Pelapis yang telah dipersiapkan untuk menggantikan para pemain
senior nampaknya belum bisa berbicara banyak jika diberikan kesempatan untuk
bermain di level super series. Pemain muda tersebut masih membutuhkan
pengalaman yang cukup untuk naik level, ada baiknya jika mereka di berikan
jatah untuk main di level grand prix/grand prix gold dahulu, meskipun ada beberapa
pemain junior yang sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, mereka mulai
mengikuti turnamen level super series melalui babak kualifikasi dan tidak
jarang di antara pemain junior tersebut ada yang sampai ke babak perdelapan
final bahkan sampai semi final. Tak bisa dipungkiri pemain yang bermain dilevel
tersebut adalah pemain-pemain terbaik dunia dan kadang kala pemain junior
tersebut memberikan kejutan dengan mengalahkan beberapa unggulan.
Menarik ketika membicarakan tentang pemain muda atau regenerasi
bulutagkis Indonesia. Yang pertama, sektor yang selalu menjadi tumpuan
Indonesia yaitu Ganda Campuran, di sektor ini pelatih sudah memiliki beberapa
pasang pemain yang sudah dipersiapkan untuk menggantikan peran penting
Owi/Butet (sapaan Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir) ada nama-nama seperti
Praven Jordan/ Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria, Alfian/Annisa,
Melati/Ronald Alexander dan masih banyak lagi. Yang paling mengalami progres
baik adalah pasangan Praven/Debby permainan keduanya semakin matang, begitu
juga dengan Edi/Gloria yang sudah bisa menjuarai level grand prix gold dan
sudah mulai ikut dibeberapa turnamen super series sedangkan Alfian/Annisa dan
Melati/Alexander masih harus terus berlatih di level Grand Prix/Grand Prix Gold.
Selanjutnya di sektor ganda putri, pasangan yang paling memiliki progres baik
adalah Nitya Krishinda Maheswari/ Greysia Polii. Pasangan ini sebenarnya sudah
memiliki level yang setara dengan pemain elit dunia baik itu dari Korea,
Jepang, bahkan China. Buktinya Greysia dan Nitya sudah pernah mengalahkan
"monster-monster" tersebut. Sedangkan regenerasi di sekotor ini masih
belum terlalu memperlihatkan grafik yang signifikan, ada beberapa nama yang
mulai dipersiapkan PBSI seperti pasangan bau Richi Puspita Dili/Risky Amalia
Pradipta. Juga pasangan-pasangan lama seperti Della
Destiara Haris/Rosyita Eka Putri dan Gabby Ristiani Imawan/Tiara Rosalia
Nuraida. Sektor Ganda putra memiliki peluang
yang cukup terbuka dalam regenerasi pemain mudanya, karena pelapis dari
Ahsan/Hendra sudah memperlihatkan kematangannya seperti Angga Pratana/Ricky
Karanda Suwardi maupun Kevin Sanjaya Sukamulyo/Gideon Marcus Fernaldi yang
selalu memberikan kejutan setiap kali mengikuti turnamen tapi tetap saja masih
perlu latihan sehingga permainan keduanya jadi lebih matang. Selanjutnya sektor
yang paling sepi dari gelar, yaitu tunggal putri, tunggal putri senior seperti
Lindaweni Fanetri, Maria Febe Kusumastuti, Bellaetrix Manuputty kini sudah
semakin tertinggal dari tunggal putri top dunia. Mereka sudah tidak bisa
berbicara banyak lagi. Linda yang hampir selalu mentok di babab awal, Febe yang
selalu memberikan harapan walau pada akhirnya kandas juga, dan Bella yang
sebenarnya punya kemampuan yang lebih dari linda dan febe justru mengalami
cidera yang membuatnya harus istirahat dan absen di beberapa turnamen terakhir.juga
ada nama seperti Ardianti Firdasari yang selalu ikut ambil bagian dibeberapa
turnamen walaupun belum bisa membrikan hasil yang maksimal. Yang terakhir
sektor tunggal putra yang paling digadang-gadang memiliki regenerasi yang paling baik di
banding sektor lain. Muncul nama-nama seperti Antony Sinisuka Ginting, Jonatan
Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik dan masih banyak lagi
pemain junior tunggal putra yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mengapa?
Karena disetiap turnamen yang mereka ikuti selalu saja ada kejutan yang
diberikan seperti mengalahkan para unggulan yang notabennya adalah pemain elit
dunia. Yang baru-baru ini Antony Sinisuka Ginting sampai di babak semifinal
Super Series dan untuk sampai di semifinal pertamanya di level Super Series Ginting
memulangkan beberapa pemain top dunia salah satunya Kento Momota dari Jepang
yang juga merupakan pemain junior tetapi lebih dulu telah naik ke level Super
Series/Super Series Premier dan telah meraih beberapa title juara. Pemain
senior seperti Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Sony Dwi Kuncoro maupun
Simon Santoso masih tetap mengikuti turnamen tetapi mereka seakan hanya menjadi
penghias draw.
Regenerasi sangat diperlukan untuk kemajuan bulutangkis Indonesia agar
tidak pernah habis bibit-bibit yang bisa menjadikan Indonesia tetap exis di
kanca bulutangkis dunia. 3-4 tahun mendatang setidaknya para junior yang telah
dipersiapkan untuk menggantikan posisi senior mereka sudah bisa berbicara
banyak dan memberikan kemampuannya secara maksimal.(SriRismaYuliana).
Langganan:
Komentar (Atom)

