Kamis, 05 Agustus 2021

 . (Titik) akhir dari segalanya, untuk semua kehampaan yang pernah kubuat 

, (Koma) bukan akhir yang ku inginkan, hanya sedikit jeda untuk memantapkan hati

! (Seru) seketika menjadi asing untuk cerita yang mulai usang 

? (Tanya) hubungan yang tidak lagi bermakna karena ego yang menguasai hati

= (Sama dengan) kau berpasrah dengan keputusanku yang sampai malam ini masih ku sesali. 


Makassar, 16 Agustus 2020

Minggu, 17 April 2016

PIAMII


Sony Dwi Kuncoro menang rubber lawan Son Wan Ho (Korea) dan membuktikan kalau kalau dirinya belum habis.

Partai puncak Singapore SS yang berlangsung hari ini 17 April 2016, mempertemukan pemain senior asal Indonesia Sony Dwi Kuncoro melawan Son Wan Ho asal korea. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Sony dengan skor 21-16 13-21 21-14. Perjalanan panjang bagi Sony karena harus memulai dari babak kualifikasi, untuk sampai pada partai puncak. Kemarin (semi final) Sony mengalahkan pemain legendaris dari China yaitu Lin Dan dengan skor 21-10 17-21 22-20. 
Perjalanan panjang Sony menuju kemenangannya ini tak lepas dari peran sang istri yang sekaligus menjadi pelatih dan manajernya. Dengan bermodalkan kocek sendiri Sony dan istrinya datang ke berbagai turnamen dengan semangat yang tinggi juga untuk mengharumkan nama Indonesia.
Dari perjuangan Sony dapat dijadikan motivasi untuk para penghuni pelatnas agar lebih bersemangat dalam mengikuti setiap turnamen dan bisa membawa pulang gelar-gelar yang telah di targetkan kepada masing-masing individu. Sony juga membuktikan kepada seluruh penikmat bulutangkis di Indonesia kalau dirinya yang sudah tak muda lagi masih bisa bersaing di kancah bulutangkis dunia dan mampu meraih gelar juara. Congaratulation om Sony semoga bisa menjadi panutan buat junior di Pelatnas.

Kamis, 14 April 2016

Trend Positif 3 turnamen level SS dan SSP

Memasuki turnamen ke-4 level super series, para punggawa-punggawa bulutangkis Indonesia sampai kini masih menunjukkan progres yang baik, mengapa? Karena 3 turnamen sebelumnya yang juga bertajuk super series bahkan super series premier, para pemain Indonesia selalu mengkontribusikan gelarnya setidaknya satu gelar setiap turnamennya. Sebut saja yang baru-baru ini masih hangat diperbincangkan di media massa bahkan sampai wara-wiri di layar kaca, iya adalah sang juara ganda campuran All England 2016 yaitu Parveen Jordan dan Debby Susanto, perjalanan mereka meraih juara bisa dikatakan tidak mudah, mereka harus mengalah beberapa pemain top dunia seperti Joachim Fischer Nilsen dan Christina Pedersen (Denmark), dan beberapa pemain top lainnya.
Bahkan di turnamen lainnya yang juga berlevel super series yaitu Yonex Sunrise India Open SS 2016 terjadi all Indonesian final di sektor ganda putra, adalah Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamulyo yang berhasil sampai ke partai puncak dengan mengalahkan beberapa unggulan, dan pemain Indonesia lainnya di final adalah Angga Pratama/Ricky Karanda Suardi, pertandingan ini berjalan seru serta penuh dengan trik dan keterampilan setiap pemain, namun pada akhirnya sang juniorlah yang bisa lebih unggul dan menjuarai turnamen tersebut dan lebih membanggakan lagi gelar juara ini menjadi gelar kedua Kevin/Gideon di tahun ini setelah awal tahun ini mereka juga meraih podium tertinggi Men Double di turnamen Malaysia GPG. Sebenarnya Indonesia bisa menambang raihan gelar di turnamen India SS 2016 ini namun pasangan Riky Widianto/Richi Puspita Dili harus mengakui keunggulan pemain China yaitu Lu Kai/Huang Yaqiong di partai puncak, namun hal tersebut bisa dijadikan motivasi untuk bisa lebih baik lagi bagi Duo R (sapaan Riky/Richi) setelah tahun kemarin hampir di pisahkan.
Dan turnamen yang baru-baru ini di juarai oleh Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir yaitu di Malaysia SSP 2016, menjadi gelar pertama mereka di tahun ini setelah absen di beberapa pertandingan sebelumnya, gelar ini telah lama dinantikan oleh para pecinta bulutangkis karena sudah lama Owi/Butet tidak mempersembahkan gelar untuk Indonesia.
Dan di turnamen ke 4 level SS yang dilangsung kan di Singapura, Team Indonesia mengirimkan kekuatan penuh, pemain-pemain andalan Indonesia sperti Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dan Praveen/Debby di ganda campuran, Ahsan/Hendra, Berry/Ricky, Kevin/Gideon di ganda putra dan juga ada Greysia/Nitya di ganda putri. Sedangkan untuk sektor Tunggal putra dan putri Indonesia juga tetap mengirimkan wakil-wakilnya, ada nama-nama seperti Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Antony Ginting dan juga ada nama senior seperti Tommy Sugiarto dan Sonny Dwi Kuncoro, dan untuk tunggal putri masih dengan Lindaweni Fanetri dan Maria Febe.

Untuk semuanya, semoga bisa menampilkan yang terbaik di turnamen tersebut, dan bisa membawa pulang gelar ke tanah air. Setidaknya untuk tetap melanjutkan trend positif, membawa setidaknya 1 gelar di setiap turnamen level super series ataupun super series premier. Good luck!!!

Selasa, 12 April 2016

Tulisan 5 Tahun lalu!!



(4 Januari 2011 , Spend4)
Ditengah-tengah keterpurukan sepak bola indonesia Alfred Riedl seakan datang membawa cahaya terang untuk membuat prestasi.. Para suporter indonesia yang sudah haus akan kemenangan mendukung sepenuhnya Alfred Riedl dalam melatih timnas.. Dalam setiap pertangdingan rata-rata Alfred menerapkan formasi 4-4-2 dengan kedisiplinan yg tinggi... Di posisi penjaga gawang ada Markus Horison yang tangguh menjaga jalanya agar tidak kebobolan... Diposisi sentral beck ada Maman Abdulrahman & Hamka Hamza yang selalu menjadi tembok pertahanan untuk menggagalkan serangan dari lawan... Diposisi beck kiri dan kanan ada Zulkifli Syukur & M.Nasuha yang membantu sentral beck untuk menggagal kan peluang dari lawan... Selanjutnya diposisi sayap ada Oktovianus Maniani & M.Ridwan yang bertugas untuk melesatkan serangan dan membuat peluang bagi striker... Berikutnya diposisi gelandang ada Ahmad Bostomi & Firman Utina yang sangat berperan penting dalam setiap pertandingan karena Firman sebagai penagatur serangan, jendral lapangan tengah.. Sekaligus menjadi kapten timnas.. Dan terakhir diposisi striker ada Christian Gonzalez & Irfan Bachdim yang menjadi  pusat serangan dan menjadi penentu kemenangan Indonesia..

I don't know the reason why I like badminton very much!!!!! Just like, I enjoy a cup of tea without sugar if I didn't watch it. it is become a habit.



Masa Depan Bulutangkis Indonesia!!!!

Berbicara tentang bulutangkis Indonesia. Di tahun 2015, pemain Indonesia tidak terlalu banyak menunjukkan prestasi gemilang justru mengalami penurunan dari 2 tahun yang lalu jika 2 tahun lalu Indonesia masih bisa menjuarai beberapa gelar turnamen super series/super series premier tapi di tahun ini justru mengalami penurunan. Pemain yang selalu menjadi tumpuan Indonesia dalam membidik gelar seperti Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir sudah mulai kehabisan akal dan tenaga dalam menghadapi pemain top dunia yang seakan-akan tak ada matinya. Regenerasi pemain juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pelapis yang telah dipersiapkan untuk menggantikan para pemain senior nampaknya belum bisa berbicara banyak jika diberikan kesempatan untuk bermain di level super series. Pemain muda tersebut masih membutuhkan pengalaman yang cukup untuk naik level, ada baiknya jika mereka di berikan jatah untuk main di level grand prix/grand prix gold dahulu, meskipun ada beberapa pemain junior yang sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, mereka mulai mengikuti turnamen level super series melalui babak kualifikasi dan tidak jarang di antara pemain junior tersebut ada yang sampai ke babak perdelapan final bahkan sampai semi final. Tak bisa dipungkiri pemain yang bermain dilevel tersebut adalah pemain-pemain terbaik dunia dan kadang kala pemain junior tersebut memberikan kejutan dengan mengalahkan beberapa unggulan.
Menarik ketika membicarakan tentang pemain muda atau regenerasi bulutagkis Indonesia. Yang pertama, sektor yang selalu menjadi tumpuan Indonesia yaitu Ganda Campuran, di sektor ini pelatih sudah memiliki beberapa pasang pemain yang sudah dipersiapkan untuk menggantikan peran penting Owi/Butet (sapaan Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir) ada nama-nama seperti Praven Jordan/ Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria, Alfian/Annisa, Melati/Ronald Alexander dan masih banyak lagi. Yang paling mengalami progres baik adalah pasangan Praven/Debby permainan keduanya semakin matang, begitu juga dengan Edi/Gloria yang sudah bisa menjuarai level grand prix gold dan sudah mulai ikut dibeberapa turnamen super series sedangkan Alfian/Annisa dan Melati/Alexander masih harus terus berlatih di level Grand Prix/Grand Prix Gold. Selanjutnya di sektor ganda putri, pasangan yang paling memiliki progres baik adalah Nitya Krishinda Maheswari/ Greysia Polii. Pasangan ini sebenarnya sudah memiliki level yang setara dengan pemain elit dunia baik itu dari Korea, Jepang, bahkan China. Buktinya Greysia dan Nitya sudah pernah mengalahkan "monster-monster" tersebut. Sedangkan regenerasi di sekotor ini masih belum terlalu memperlihatkan grafik yang signifikan, ada beberapa nama yang mulai dipersiapkan PBSI seperti pasangan bau Richi Puspita Dili/Risky Amalia Pradipta. Juga pasangan-pasangan lama seperti Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri dan Gabby Ristiani Imawan/Tiara Rosalia Nuraida.  Sektor Ganda putra memiliki peluang yang cukup terbuka dalam regenerasi pemain mudanya, karena pelapis dari Ahsan/Hendra sudah memperlihatkan kematangannya seperti Angga Pratana/Ricky Karanda Suwardi maupun Kevin Sanjaya Sukamulyo/Gideon Marcus Fernaldi yang selalu memberikan kejutan setiap kali mengikuti turnamen tapi tetap saja masih perlu latihan sehingga permainan keduanya jadi lebih matang. Selanjutnya sektor yang paling sepi dari gelar, yaitu tunggal putri, tunggal putri senior seperti Lindaweni Fanetri, Maria Febe Kusumastuti, Bellaetrix Manuputty kini sudah semakin tertinggal dari tunggal putri top dunia. Mereka sudah tidak bisa berbicara banyak lagi. Linda yang hampir selalu mentok di babab awal, Febe yang selalu memberikan harapan walau pada akhirnya kandas juga, dan Bella yang sebenarnya punya kemampuan yang lebih dari linda dan febe justru mengalami cidera yang membuatnya harus istirahat dan absen di beberapa turnamen terakhir.juga ada nama seperti Ardianti Firdasari yang selalu ikut ambil bagian dibeberapa turnamen walaupun belum bisa membrikan hasil yang maksimal. Yang terakhir sektor tunggal putra yang paling digadang-gadang  memiliki regenerasi yang paling baik di banding sektor lain. Muncul nama-nama seperti Antony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Firman Abdul Kholik dan masih banyak lagi pemain junior tunggal putra yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mengapa? Karena disetiap turnamen yang mereka ikuti selalu saja ada kejutan yang diberikan seperti mengalahkan para unggulan yang notabennya adalah pemain elit dunia. Yang baru-baru ini Antony Sinisuka Ginting sampai di babak semifinal Super Series dan untuk sampai di semifinal pertamanya di level Super Series Ginting memulangkan beberapa pemain top dunia salah satunya Kento Momota dari Jepang yang juga merupakan pemain junior tetapi lebih dulu telah naik ke level Super Series/Super Series Premier dan telah meraih beberapa title juara. Pemain senior seperti Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka, Sony Dwi Kuncoro maupun Simon Santoso masih tetap mengikuti turnamen tetapi mereka seakan hanya menjadi penghias draw.
Regenerasi sangat diperlukan untuk kemajuan bulutangkis Indonesia agar tidak pernah habis bibit-bibit yang bisa menjadikan Indonesia tetap exis di kanca bulutangkis dunia. 3-4 tahun mendatang setidaknya para junior yang telah dipersiapkan untuk menggantikan posisi senior mereka sudah bisa berbicara banyak dan memberikan kemampuannya secara maksimal.(SriRismaYuliana).